Roronoa Zoro (ロロノア・ ゾロ Roronoa Zoro) adalah seorang bajak laut dan ahli pedang dari kelompok Bajak Laut Topi Jerami dan merupakan salah satu karakter utama dalam cerita One Piece. Ia adalah orang pertama yang ditawari Monkey D. Luffy untuk bergabung dengannya. Impiannya adalah untuk menjadi pendekar pedang nomor satu di dunia dengan mengalahkan Shichibukai Dracule Mihawk. Zoro termasuk ke dalam generasi bajak laut yang dilabeli sebagai "Eleven Supernova", sebelas bajak laut pemula yang memiliki nilai bounty di atas 100.000.000 berry saat mencapai Red Line, dengan nilai bounty nya sendiri senilai 120.000.000 berry.
Penampilan
Roronoa Zoro adalah pria muda bertinggi sedang, tubuh berotot dengan kulit kuning kecoklatan dan berambut pendek. Ciri khas yang sangat mencolok pada diri Zoro adalah rambutnya yang berwarna hijau muda, yang sering diejek Sanji dengan panggilan "marimo" atau kepala lumut dan bertangan kidal. Selain itu ia sering membawa tiga katana sekaligus kemanapun, dibungkus dengan haramaki hijau diatas pinggul kanannya. Ia juga memakai tiga anting-anting emas di telinga kiri dan sering membawa bandana hijau tua yang diikatkan di lengan kiri, yang sering diikatkan di kepala saat akan mulai bertarung serius.
Tubuh Zoro dipenuhi banyak bekas luka, dengan satu luka yang menonjol yaitu bekas sayatan besar melintang di dada yang diperolehnya saat bertarung dengan Mihawk di Baratie. Bekas luka lainnya adalah luka melingkar disekitar kedua pergelangan kaki, yang diperoleh atas tindakannya sendiri yang mencoba memotong kakinya dalam usaha putus asa meloloskan diri dari perangkap lilin Mr. 3 di Little Garden.
Seperti anggota lainnya, pakaian Zoro bervariasi dari waktu ke waktu. Namun umumnya, pakaian yang menjadi ciri khasnya adalah kemeja putih berkancing tiga dan celana panjang hijau tua yang terselip rapi kedalam sepatu bot hitam, serta sebuah haramaki hijau dipinggang.
Selama Cerita Arlong, ia mengenakan kemeja biru laut dengan pusaran air biru muda. Karena Zoro menerima bekas luka dari Mihawk, saat itu kemejanya dibiarkan terbuka dengan perban putih yang melilit disekujur tubuhnya.
Selama Cerita Pulau Musim Dingin, Zoro bertelanjang dada awalnya dan kemudian ia mencuri mantel seorang tentara Wapol yang merupakan mantel hijau tebal dengan penutup kepala berbulu putih.
Selama Cerita Arabasta, Ia mengenakan penutup kepala warna oranye khas padang pasir, dengan jubah panjang putih bercorak garis-garis hitam menutupi kemeja putihnya dan celana panjang hitamnya robek menggantung di bagian mata kaki. Diakhir cerita, ia mengganti bajunya dengan baju hitam tangan panjang.
Selama Cerita Skypiea, ia mengenakan pakaian khasnya sampai ia menggantinya karena basah saat menolong Chopper yang terjatuh ke air dan dikejar sky shark. Ia kemudian memakai T-shirt biru dan kacamata bertali yang diikatkan dikepala atau dileher.
Selama Cerita Water 7, ia mengenakan pakaian khasnya sampai mendekati akhir cerita, kemudian ia memakai jaket kuning yang memiliki saku tertutup disetiap sisi dengan ritsleting yang dibiarkan terbuka. Ia terus mengenakan pakaian ini selama pertempuran di Enies Lobby. Setelah kembali ke Water 7, ia memakai kemeja hitam dengan logo Galley-la Company warna putih di depannya.
Pada akhir Cerita Thriller Bark, ia mengenakan kemeja abu-abu. Kemudian selama Cerita Kepulauan Sabaody, ia memakai kemeja putih bergaris-garis merah yang dibiarkan terbuka.
Selama terlempar ke Pulau Kuraigana, ia memakai kemeja biru tua yang terbuka. Karena ia terluka parah saat itu, Perona memberinya perban putih yang meliliti sekujur tubuhnya.
Setelah timeskip, Zoro mendapatkan bekas luka di mata kirinya dan selalu tertutup. Lehernya sedikit lebih besar dan berotot dengan rambut yang sedikit lebih panjang dan tampak rapi seperti disisir kebelakang. Zoro kini memakai mantel panjang hijau gelap yang terbuka yang menutupi haramaki hijau didalamnya. Ia memiliki sabuk merah di pinggang tempat menaruh ketiga katana, yang melingkari mantelnya. Ia juga tampak lebih tinggi dari sebelumnya.
Kepribadian
Sebelum bergabung dengan kru topi jerami, reputasi Zoro sebagai pemburu bajak laut, setidaknya di kawasan East Blue, sudah lebih dulu dikenal dimana-mana. Ia dikenal berdarah dingin dan tidak berpikir panjang dalam bertindak. Scratchmen Apoo menjulukinya sebagai "Insane" (setengah gila) sama seperti kaptennya yang tidak bisa diatur-atur oleh siapapun. Walau tidak sepenuhnya benar, namun begitulah reputasi Zoro di mata orang luar.
Setidaknya sepanjang cerita berjalan beberapa orang akan shock atau menjadi serius saat mendengar namanya. Selama Cerita Kapten Morgan, penduduk kota menjadi shock saat nama Zoro disebutkan. Berapa orang seperti Yosaku, Johny, Cabaji, Tashigi, Daz Bones, Zambai dari Franky Family, Scratchmen Apoo hingga Capone Bege mengenal namanya walau belum pernah bertemu secara langsung dengannya. Bahkan seorang laksamana Kizaru langsung mengincarnya saat kru topi jerami di serang di Kepulauan Sabaody sambil terus menyebut namanya. Ia juga pernah ditawari untuk bergabung menjadi agen Baroque Works karena reputasinya walau ia kemudian menolak.
Zoro memiliki pembawaan yang tegas dan serius, namun kadang kala ia bisa juga menjadi humoris dengan gaya lucu yang konyol. Ia juga bisa sangat mengintimidasi dengan hanya menggertak untuk menakuti lawannya. Selain itu, telah dinyatakan kalau ia terlahir sebagai pembunuh tanpa ampun yang telah pernah membunuh seseorang sebelumnya. Walau demikian, Zoro sebetulnya memiliki hati yang baik, dimana ia bersedia mengambil resiko kematian demi seorang gadis kecil yang baru ditemuinya. Saat melawan orang-orang yang tak bersalah, ia mencoba menahan diri dengan menggunakan sisi pedang yang tumpul agar tidak memberikan luka serius kepada mereka.
Zoro memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan objektif dalam menilai. Ia akan menjadi orang pertama yang mendukung keputusan Luffy. Ia menyatakan bahwa keputusan seorang kapten adalah mutlak dan setiap anggota kru harus mematuhinya tanpa pertanyaan. Namun ia dapat menjadi objektif dalam menilai situasi tertentu dan memberikan pendapatnya dari sudut pandang yang logis, seperti pengkhianatan Robin dan juga saat Luffy dan lainnya ingin membawa Usopp kembali. Ia juga memiliki tekad yang kuat dalam mencapai keinginannya, yang berpengaruh dalam setiap pertarungannya dimana ia pantang menyerah meski telah terluka parah. Namun ia dapat menerima kekalahan jika merasa hal itu tidak terelakkan.
Sepanjang cerita One Piece berjalan, ditunjukkan kalau Zoro mempunyai kebiasaan mudah tersesat atau kehilangan arah jika berjalan sendirian. Kebiasaan ini benar-benar mendasar, seperti saat di Enies Lobby, Nami menunjuk ke depan dan mengatakan kepada semua orang untuk pergi dengan cara ini, tapi Zoro masih berjalan ke arah yang salah. Ia tidak menyadari kekurangannya ini. Setiap kali tersesat, ia menyalahkan orang lain dan bergumam "yang lain tersesat lagi". Selain itu, kemampuan Zoro dalam pertarungan seringkali dikagumi dan dibilang "keren" oleh karakter lain. Akibatnya ia menjadi idola banyak orang terutama dari kru topi jerami sendiri seperti; Usopp, Chopper dan Brook. Ia juga sulit diatur-atur, seperti melepas perbannya karena merasa risih, hanya untuk dimarahi Chopper kemudian.
Zoro sangat bangga dengan reputasi yang telah ia bangun sejak lama, sejak masih menjadi pemburu bajak laut yang terkenal atau saat menerima nilai bounty pertamanya sebagai bajak laut. Kebanggaannya bertambah seiring dengan kenaikan nilai bounty yang diterimanya, terlebih karena nilai bounty nya lebih tinggi dari yang dimiliki Sanji. Kebanggaan dirinya begitu tinggi hingga menurun ke egonya sampai-sampai ia mengaku tidak percaya kepada tuhan saat di Skypiea meski tidak bermasalah jika orang lain meyakininya. Namun sifat keras kepalanya ini sedikit berubah seiring perjalanan mereka. Zoro bersedia menyerahkan mimpinya demi mewujudkan ambisi Luffy saat menyerahkan hidupnya kepada Kuma agar melepas Luffy. Ia juga bersedia merendahkan harga dirinya saat meminta Mihawk untuk melatihnya agar dapat lebih berguna bagi Luffy.
Saat mereka sedang berlayar, Zoro biasa menghabiskan waktu dengan berlatih fisik atau jika tidak ia sering tidur tanpa mengenal waktu. Ia sangat menyukai minuman beralkohol, sama seperti Luffy yang menyukai daging atau Nami yang menggilai uang. Saat dihadapkan pada suatu masalah, ia terbiasa menyelesaikannya dengan metode yang sederhana, seperti saat terborgol bersama Usopp, ia menyarankan untuk memotong salah satu tangan mereka dan juga saat menyiasati kemampuan Mr. 2 di Arabasta, ia menyarankan membuat tanda X (yang awalnya ditertawakan Sanji) untuk mengenali mereka. Ia merupakan anggota kru topi jerami pertama yang diperlihatkan pernah mengancam akan membunuh orang lain (disebutkan kalau ia pernah membunuh orang lain sebelum bergabung).
Saat ia mulai berniat serius untuk bertarung, ia biasa mengikatkan bandananya dikepala. Zoro memiliki semacam kesenangan dalam bertarung, yang membuat ia bergairah untuk hidup. Scratchmen Apoo menyebutkan kalau Zoro memiliki insting pembunuh yang gila, mengakui bahwa Zoro adalah "binatang buas sebenarnya". Memang terlihat dalam kebanyakan pertarungannya, ekspresi Zoro sudah cukup untuk menakuti mereka. Ia juga sering menyeringai kesenangan saat menemukan lawan yang sangat terampil, yang membuat takut baik musuh maupun rekan-rekannya sendiri. Bahkan dalam kesehariannya, ia sering menampilkan senyum mengerikan yang memberikan kesan bahwa ia seperti monster.
Dalam beberapa kesempatan, Zoro menunjukkan kalau ia percaya kepada nasib dan takdir, membuatnya sepintas sangat mirip dengan anggota kru Bajak Laut Blackbeard. Saat kru topi jerami mendapat kesulitan memilih seseorang diantara mereka untuk melaksanakan tugas tertentu, ia menyarankan solusi dengan cara pengundian. Salah satu contoh paling nyata adalah saat ia menguji katana Sandai Kitetsu untuk melihat peruntungannya. Saat masih menjadi pemburu bajak laut, ia menyatakan kalau itu adalah perputaran nasib yang menginginkannya begitu. Besar kemungkinan kesediaannya bergabung dengan Luffy karena merasa nasib mempertemukan mereka. Kemudian setelah timeskip, saat ia menghancurkan sebuah kapal bajak laut, ia menyalahkan nasib karena ia tertidur disana, sambil memberitahu mereka kalau nasib sepertinya belum mengijinkan mereka berpetualang ke Dunia Baru.