Jakarta - Produsen alat berat asal Korea Selatan (Korsel), Doosan Group berniat berinvestasi di Indonesia. Saat ini Doosan masih menjajaki pasar kebutuhan alat berat di Tanah Air.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, saat ini Indonesia masih banyak membutuhkan alat-alat berat khususnya untuk industri pertambangan. Oleh karena itu, pemerintah mendorong Doosan untuk berinvestasi untuk mencukupi kebutuhan tersebut.
"Dia tadi nyuruh kita menjelaskan apa saja yang kita butuhkan sekarang, saya bilang kita butuh maritime engine, dan kita butuh heavy equipment (alat berat) untuk mining," ungkap Hidayat usai melakukan pertemuan dengan jajaran direksi Doosan di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (16/1/2013).
Hidayat belum dapat menyebutkan berapa besaran dan waktu perusahaan tersebut akan berinvestasi di Indonesia."Si chairman-nya kesini untuk menjajaki, baru penjajakan," ungkap Hidayat.
Secara terpisah, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi mengatakan, kebutuhan alat-alat berat di dalam negeri cukup tinggi, yakni 14.000 unit per tahun yang terdiri dari eskavator, dump truck dengan ukuran paling kecil hingga paling besar.
"Tahun ini 7.500 unit produksi alat berat, cuma yang dijual di Indonesia hampir 14 ribu-an, jadi masih impor sisanya yang belum kita produksi, kaya yang eskavator yang kecil banget, sama dump truck yang besar banget," ungkap Budi.
"Doosan membuat yang seperti itu, lalu kenapa mereka nggak buat disini, jadi kita encourage (dorong)," kata Budi.
Saat ini kekurangan alat berat dalam negeri diperkirakan mencapai 6000-6500 unit per tahun. Menurut Budi, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dibutuhkan beberapa investor alat berat.
"Kira-kira di atas US$ 500 juta untuk menutupi yang 6.000 unit itu. Tapi nggak hanya satu pemain, harus beberapa pemain. Dan Doosan belum komitmen mampu produksi berapa," tutupnya.